
Pejabat Kesehatan Di Guinea Khatulistiwa Telah Mendeteksi Virus Marburg Pertama Yang Langka Tetapi Sangat Menular Di Negara Itu. Organisasi Kesehatan Dunia (Who) Mengkonfirmasi Pada 13 Februari. Itu Pecah Di Ghana Beberapa Bulan Lalu. Dan Para Ahli Bekerja Untuk Menahan Penyebaran Virus Mematikan Itu.

Who Telah Mengkonfirmasi Penyebaran Virus Marburg Di Equatorial Guinea. Populasi 1.6 Juta Orang Di Pantai Atlantik Afrika.
Ia Menerima Laporan Hasil Awal Dari Tes Yang Dilakukan Minggu Lalu Di Provinsi Kientem. Di Mana Sembilan Orang Meninggal Akibat Demam Virus. Pemerintah Baru Saja Mengkarantina Lebih Dari 200 Penduduk Dan Membatasi Pergerakan Minggu Lalu Setelah Serangkaian Kematian Yang Disebabkan Oleh Demam Berdarah.
Marburg Milik Keluarga Virus Yang Sama Dengan Ebola Dan Menyebar Terutama Melalui Kelelawar Buah. Ini Menyebar Dari Orang Ke Orang Melalui Kontak Langsung Dengan Cairan Tubuh Dan Menyebabkan Demam Berdarah Dalam Waktu Seminggu. Kata Macidiso Moeti. Direktur Regional Who Untuk Afrika.
Di Guinea Khatulistiwa. Selain Sembilan Kematian Yang Dilaporkan. Ada 16 Kasus Yang Diduga Menunjukkan Gejala Seperti Kelelahan. Demam. Diare. Dan “Muntah Berdarah”. Kata Pemerintah.
Who Mengatakan Telah Mengirim Pekerja Medis Darurat Untuk Mencegah Wabah Dan Tim Medis Untuk Melakukan Pelacakan Kontak Guna Menentukan Kebijakan Karantina.
Selain Itu. Badan Tersebut Mengumumkan Pada 13 Februari Bahwa Mereka Akan Mengadakan “Pertemuan Darurat” Pada Tanggal 14 Untuk Meninjau Langkah-langkah Untuk Memerangi Epidemi Tersebut . 88%. Ini Adalah Tingkat Kematian Who Untuk Penyakit Marburg. Sebagai Perbandingan. Tim Peneliti Dari Universitas Johns Hopkins Menemukan Bahwa Tingkat Kematian Akibat Virus Corona Baru Di Amerika Serikat Adalah 1.1%.
Tidak Ada Vaksin Atau Pengobatan Antivirus Yang Disetujui Untuk Marburg. Tetapi Hidrasi. Termasuk Cairan Infus. Dapat Meningkatkan Kelangsungan Hidup. Kata Who. Tetapi Mendeteksi Epidemi Di Guinea Khatulistiwa Menjadi Lebih Sulit. Kata Pusat Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit (Cdc) As. Gejala Seperti Demam.
Menggigil Sakit Kepala. Dan Kelemahan Otot Seringkali Mirip Dengan Demam Virus Seperti Malaria. Tifus. Dan Ebola.
Virus Marburg Pertama Kali Terdeteksi Di Jerman Dan Bekas Yugoslavia Pada Tahun 1967. Dengan 31 Kasus Yang Dilaporkan. Termasuk Tujuh Kematian. Sebagian Besar Pada Monyet Laboratorium. Epidemi Yang Lebih Kecil Terjadi Di Afrika Selatan. Kenya. Dan Republik Demokratik Kongo Pada 1970-an. 80-an. Dan 90-an. Menurut Cdc154 Infeksi Dan 128 Kematian Dilaporkan. Pada Tahun 2004. 252 Orang Di Angola Dinyatakan Positif Terkena Virus Tersebut. Otoritas Kesehatan Ghana. Yang Mendeteksi Tiga Kasus. Termasuk Dua Kematian. Pada Juni 2022. Mendesak Masyarakat Untuk Menghindari Gua Dan Makan Daging Yang Dimasak Dengan Baik.
Hikmahnya Adalah Bahwa Pengembangan Vaksin Sedang Berlangsung. Hasil Uji Klinis Menunjukkan Kekebalan “Tahan Lama” Dan “Tidak Ada Efek Samping Yang Serius.” Tim Peneliti Dari Institut Nasional Alergi Dan Penyakit Menular Yang Diterbitkan Dalam Jurnal Medis The Lancet Akhir Bulan Lalu Menulis Dalam Tesis . Namun. Vaksin Tersebut Masih Dalam Uji Coba. Dengan Uji Coba Tambahan Direncanakan Di Ghana. Kenya. Uganda. Dan Amerika Serikat.